Sustainability report atau laporan keberlanjutan adalah alat penting bagi perusahaan dalam menunjukkan komitmen mereka terhadap pengelolaan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kegiatan operasional. Laporan ini menjadi semakin relevan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, di mana kesadaran terhadap isu-isu keberlanjutan mulai tumbuh, baik di kalangan konsumen, investor, maupun pemerintah.
Namun, meskipun ada perkembangan positif, penyusunan sustainability report di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Perusahaan harus beradaptasi dengan kebutuhan pelaporan yang semakin kompleks dan memastikan bahwa laporan mereka tidak hanya memenuhi standar yang ada, tetapi juga mencerminkan komitmen nyata terhadap keberlanjutan. Di sisi lain, laporan keberlanjutan juga membuka peluang besar untuk perusahaan dalam mengoptimalkan strategi bisnis mereka, memperkuat reputasi, dan menarik investor yang semakin fokus pada aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
Artikel ini akan membahas tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menyusun sustainability report di Indonesia serta peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan di masa depan.
Tantangan dalam Penyusunan Sustainability Report di Indonesia
1. Ketidakteraturan Regulasi dan Standar Pelaporan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan di Indonesia dalam menyusun sustainability report adalah ketidakteraturan dan ketidakjelasan regulasi terkait pelaporan keberlanjutan. Di Indonesia, laporan keberlanjutan masih bersifat sukarela, dan meskipun beberapa perusahaan besar telah melakukannya, tidak ada kewajiban hukum yang memadai yang mendorong semua perusahaan untuk melakukan pelaporan ini secara rutin.
Pada 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan terkait sustainability report bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, namun masih ada banyak perusahaan yang belum sepenuhnya memahami atau mengikuti standar tersebut. Hal ini menciptakan ketidakpastian dan ketimpangan dalam pelaporan, yang menghambat upaya untuk menciptakan transparansi dan perbandingan antar perusahaan.
2. Kurangnya Kapasitas dan Pengetahuan Sumber Daya Manusia
Penyusunan sustainability report membutuhkan keterampilan khusus, mulai dari pemahaman yang mendalam tentang isu-isu sosial dan lingkungan hingga kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dengan akurat. Di Indonesia, masih banyak perusahaan yang kesulitan untuk melibatkan tenaga ahli yang memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang keberlanjutan.
Perusahaan sering kali kesulitan dalam mengumpulkan data yang relevan dan menyusunnya dalam format yang dapat dipahami oleh pemangku kepentingan eksternal. Ini menjadi tantangan besar, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah yang mungkin belum memiliki anggaran atau sumber daya untuk melibatkan konsultan atau profesional dalam menyusun laporan keberlanjutan.
3. Pengumpulan Data yang Akurat dan Konsisten
Salah satu tantangan lain yang sering ditemui dalam penyusunan sustainability report adalah pengumpulan data yang akurat dan konsisten. Dalam banyak kasus, perusahaan kesulitan mengumpulkan data yang lengkap mengenai dampak lingkungan mereka, seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan air, atau limbah yang dihasilkan. Data tersebut sangat penting untuk menilai kinerja keberlanjutan perusahaan dan harus dicatat dengan hati-hati.
Di Indonesia, keterbatasan sistem pengumpulan data dan keterbatasan sumber daya untuk memonitor dan mengukur dampak lingkungan dan sosial sering kali membuat penyusunan laporan menjadi lebih sulit dan kurang efektif.
4. Perbedaan Persepsi tentang Keberlanjutan
Keberlanjutan di Indonesia sering dipandang secara sempit, terutama di kalangan bisnis yang lebih mengutamakan keuntungan finansial jangka pendek. Banyak perusahaan yang belum sepenuhnya memahami konsep keberlanjutan dalam konteks yang lebih luas, yaitu tidak hanya lingkungan tetapi juga sosial dan tata kelola. Hal ini menyebabkan banyak laporan keberlanjutan yang disusun hanya sebatas memenuhi kewajiban administratif tanpa mempertimbangkan dampak yang lebih dalam.
Perusahaan-perusahaan ini cenderung lebih fokus pada pengurangan emisi atau pengelolaan limbah, tetapi kurang memperhatikan aspek sosial seperti kesejahteraan pekerja, pemberdayaan masyarakat, atau dampak terhadap hak asasi manusia.
Peluang yang Dapat Dimanfaatkan dalam Penyusunan Sustainability Report di Indonesia
1. Meningkatnya Kesadaran Konsumen dan Investor
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan di kalangan konsumen dan investor, perusahaan yang menyusun sustainability report secara transparan memiliki peluang untuk meningkatkan reputasi dan daya saing mereka. Konsumen saat ini lebih peduli terhadap dampak lingkungan dan sosial dari produk atau layanan yang mereka gunakan, sementara investor semakin memprioritaskan perusahaan yang memiliki komitmen terhadap faktor ESG.
Dengan menyusun laporan keberlanjutan yang berkualitas, perusahaan dapat menarik investor yang ingin berinvestasi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan. Ini juga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan yang mendukung perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan.
2. Akses ke Pembiayaan dan Dana Berkelanjutan
Banyak lembaga keuangan dan investor institusional kini menawarkan pembiayaan dengan syarat keberlanjutan yang jelas. Ini dikenal sebagai green financing atau pembiayaan hijau. Pembiayaan ini khusus ditujukan bagi perusahaan yang memiliki inisiatif atau proyek-proyek yang berfokus pada keberlanjutan, seperti energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan pengurangan emisi karbon.
Dengan memiliki sustainability report yang terperinci dan memenuhi standar internasional, perusahaan dapat meningkatkan peluang mereka untuk memperoleh dana ini dan mengurangi biaya pembiayaan dalam jangka panjang.
3. Memperkuat Reputasi dan Brand Value
Laporan keberlanjutan yang disusun dengan baik dapat memperkuat citra perusahaan di mata publik dan membantu membangun brand yang lebih positif. Saat perusahaan menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, mereka tidak hanya menarik perhatian konsumen, tetapi juga berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik pasar baru yang lebih peduli dengan isu-isu sosial dan lingkungan.
Banyak perusahaan global yang sudah sukses memanfaatkan keberlanjutan sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka, dan tren ini juga semakin diikuti oleh perusahaan-perusahaan Indonesia. Keberlanjutan yang terintegrasi dengan strategi pemasaran dapat meningkatkan daya saing perusahaan baik di pasar domestik maupun internasional.
4. Mengidentifikasi dan Mengelola Risiko Keberlanjutan
Penyusunan laporan keberlanjutan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin dihadapi terkait dengan perubahan iklim, regulasi yang semakin ketat, atau isu sosial lainnya. Misalnya, perusahaan yang beroperasi di sektor pertanian atau perkebunan dapat melaporkan upaya mereka dalam mengelola deforestasi atau pengurangan penggunaan pestisida berbahaya.
Dengan melaporkan inisiatif ini, perusahaan tidak hanya meminimalkan potensi risiko tetapi juga menciptakan peluang untuk menjadi lebih efisien dan inovatif dalam operasional mereka. Ini akan membantu perusahaan dalam memastikan kelangsungan usaha mereka di masa depan, terutama di pasar global yang semakin mengutamakan keberlanjutan.
5. Peningkatan Akses ke Pasar Internasional
Pasar internasional kini lebih peduli terhadap keberlanjutan dan cenderung memilih perusahaan yang memiliki laporan keberlanjutan yang transparan. Bagi perusahaan Indonesia yang ingin mengakses pasar global, menyusun laporan keberlanjutan yang memenuhi standar internasional seperti Global Reporting Initiative (GRI) atau standar lainnya menjadi penting.
Penyusunan sustainability report juga membuka peluang bagi perusahaan Indonesia untuk mengikuti tren global dalam hal keberlanjutan, memperluas pasar ekspor, dan membangun kemitraan dengan perusahaan global yang memiliki komitmen yang sama terhadap keberlanjutan.
Kesimpulan
Meskipun penyusunan sustainability report di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, peluang yang ada jauh lebih besar dan menawarkan potensi jangka panjang bagi perusahaan yang siap menghadapinya. Kesadaran yang semakin meningkat dari konsumen, investor, dan pemerintah akan pentingnya keberlanjutan memberikan dorongan besar bagi perusahaan untuk menyusun laporan keberlanjutan yang berkualitas.
Dengan memanfaatkan peluang yang ada, seperti akses ke pembiayaan berkelanjutan, peningkatan reputasi, dan daya saing global, perusahaan Indonesia dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik dan menciptakan dampak positif bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Keberlanjutan bukan hanya kewajiban, tetapi juga peluang untuk pertumbuhan dan inovasi yang lebih besar di masa depan.