Tips Mencegah Agar Tembok Rumah Tidak Mudah Retak

Tembok rumah yang telah di plester kemudian dihaluskan dengan acian dan dicat terlihat sangat indah dan rapih. Namun, kerapihan itu bisa saja sirna ketika mulai muncul retakan rambut hingga retakan yang cukup besar. Hal tersebut tidak hanya menghilangkan nilai estetika pada tembok rumah Anda, melainkan membuatnya tidak awet dan tahan lama.

Retakan pada tembok rumah bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyusutan tanah di sekitar pondasi rumah, pergerakan struktural akibat perubahan suhu, tanah longsor, dan perubahan kondisi tanah lainnya. Selain karena faktor alam, penggunaan bahan bangunan yang tidak tepat atau memiliki kualitas yang rendah, seperti campuran semen yang buruk atau bata yang retak, juga dapat menjadi penyebab keretakan pada tembok. Kurangnya perawatan atau pemeliharaan turin juga bisa memperburuk kondisi retakan yang sudah ada pada tembok.

Lantas, apa saja yang harus dilakukan dalam proses pembuatan tembok untuk mendapatkan hasil maksimal? Berikut ini tipsnya:

Memperhatikan proses acian

Proses acian dinding, terutama plesteran, memainkan peran penting dalam mencegah retakan pada tembok. Pastikan permukaan tembok bersih dari debu, kotoran, dan material lainnya sebelum memulai proses plesteran. Persiapan permukaan yang baik akan membantu plesteran menempel dengan baik dan mencegah retakan di kemudian hari.

Pastikan untuk menggunakan campuran plester yang sesuai dengan standar dan spesifikasi yang direkomendasikan. Campuran plester yang tepat akan memberikan kekuatan dan ketahanan yang baik terhadap retakan. Selama proses plesteran, pastikan untuk menerapkan plester dengan teknik yang benar, termasuk penerapan lapisan yang merata dan tepat. Hindari membuat lapisan plester terlalu tebal atau terlalu tipis, karena ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dan retakan. Jika kualitas plester baik, bisa dipastikan juga acian dinding akan lebih maksimal dan berkualitas.

Pasir plesteran tidak mengandung lumpur

Jika pasir plesteran tidak mengandung lumpur, itu dapat menjadi masalah serius karena lumpur berperan penting dalam mengikat butiran pasir bersama-sama untuk membentuk campuran plesteran yang kokoh dan tahan lama. Tanpa lumpur, campuran plesteran akan kehilangan daya rekatnya, yang dapat menyebabkan masalah seperti retakan, ketidakstabilan, atau pelepasan plesteran dari permukaan dinding. Karena jika mengandung lumpur maka akan membuat permukaan dinding menyusut saat kering.

Perhatikan waktu memplester dinding

Waktu yang tepat untuk melakukan plesteran sangat penting untuk memastikan kualitas hasil akhir yang optimal. Jangan memplester ketika dinding bata masih dalam keadaan basah. Karena air bisa terperangkap dan membuat dinding menjadi lebih lembab. Kelembaban tersebut bisa membuat dinding menjadi tidak kokoh dan mudah retak. Pastikan mengecek pekerjaan tukang, apakah agar tidak dilakukan dengan terburu-buru karena akan menghasilkan hasil yang kurang maksimal. 

Perhatikan waktu melakukan pengacian

Sama halnya dengan proses plesteran, proses pengacian pun sebaiknya dilakukan ketika tembok sudah benar-benar kering. Proses pengacian yang dilakukan pada tembok yang belum benar-benar kering akan memperburuk kualitas dinding. Batas waktu yang tepat untuk melakukan pengacian adalah membiarkan dinding kering dua hingga tiga minggu untuk dinding bagian dalam, dan kurang dari dua minggu untuk dinding bagian luar.

Basahi dinding sebelum proses pengacian

Basahi dinding sebelum proses pengacian bisa menjadi langkah yang penting terutama jika Anda menggunakan plesteran semen. Saat Anda mengaplikasikan plesteran ke dinding yang kering, dinding tersebut akan menyerap air dari campuran plesteran dengan cepat. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan kelembaban yang diperlukan dari plesteran dan mengganggu proses pengeringan yang merata. Dengan membasahi dinding juga akan meningkatkan daya lekat antara dinding dan plesteran.

Memastikan kelembaban plesteran cukup

Memastikan kelembaban plesteran cukup penting untuk memastikan proses pengeringan yang merata dan menghindari masalah seperti retakan, deformasi, atau pelepasan plesteran dari dinding. Untuk hasil yang maksimal, lakukan pemolesan sekitar 20-30 menit. Apabila dilakukan kurang dari 20 menit, maka plesteran bisa terlalu kering, sedangkan jika dilakukan lebih dari 30 menit maka plesteran bisa menjadi terlalu lembab.

Perhatikan Ketebalan Acian

Ketebalan acian yang diperlukan dapat bervariasi tergantung pada jenis acian yang digunakan, tipe dinding, dan kebutuhan struktural atau estetika tertentu. Namun, penyebab seringkali tembok menjadi mudah rusak adalah karena tebal dan tipisnya pengacian yang tidak tepat. Ketebalan acian harusnya diantara 1-3 mm. Kurang dari 1mm dianggap terlalu tipis dan mudah kering, sedangkan lebih dari 3 mm termasuk terlalu tebal dan susah kering. Sehingga pengaplikasiannya harus tepat, tidak kurang dan tidak lebih.

Pentingnya bagi pemilik rumah tidak sepenuhnya menyerahkan kepada kontraktor atau tukang saja, sebaiknya pemilik rumah melakukan pengecekan berkala sehingga tidak terjadi kerugian di kemudian hari.